Banjir Tak Lagi Meluap, Warga Tanjung Apresiasi Pemkot Bima dan Bank Dunia
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota dan Kabupaten Bima pada Sabtu malam (8/11) menjadi ujian nyata bagi efektivitas pembangunan infrastruktur pengendalian banjir yang selama ini digencarkan oleh Pemerintah Kota Bima.
Sejumlah kawasan yang sebelumnya rawan genangan, seperti Kelurahan Tanjung, kini mulai menunjukkan perubahan positif. Limpasan air dari wilayah hulu tidak lagi meluap hingga ke permukiman warga. Sementara di sisi lain, seperti di Kelurahan Paruga, masih terdapat luapan banjir dari sungai akibat tingginya intensitas hujan di kawasan hulu Wawo–Lambitu.
Selama beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kota Bima telah menata kawasan bantaran sungai, memperlebar dan menormalisasi aliran sungai, serta membangun sistem drainase baru guna menata kembali sistem aliran air. Upaya tersebut terbukti mampu menekan potensi genangan, meskipun curah hujan tinggi disertai pasang laut yang mencapai titik maksimum pada dini hari tadi.
Masyarakat menilai, keberhasilan pengendalian banjir di wilayah hilir patut disyukuri. Namun, perhatian juga perlu diberikan pada kondisi lingkungan di wilayah hulu yang saat ini mengalami tekanan akibat pembalakan liar dan pembukaan lahan baru untuk pertanian jagung. Penurunan daya serap tanah di kawasan hulu dapat berdampak langsung terhadap peningkatan debit air dan sedimentasi yang berpotensi mengancam wilayah hilir.
“Hutan-hutan yang seharusnya menjadi penyerap air kini perlahan hilang, digantikan oleh lahan terbuka. Ironisnya, hasil dari pembalakan di hulu bisa saja menggagalkan investasi besar di hilir,” tulis Afif Ridha, warga Kelurahan Tanjung, melalui akun media sosial miliknya.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kota Bima melalui Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Kominfotik) menyampaikan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bima serta instansi terkait untuk memperkuat sinergi pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) secara terpadu. Pendekatan ini diharapkan mampu mengatasi persoalan banjir dari hulu hingga hilir secara menyeluruh.
“Kami sadar bahwa banjir semalam juga mengakibatkan kerusakan ringan pada beberapa fasilitas umum. Salah satunya, Jembatan Gantung penghubung Kelurahan Paruga dan Dara mengalami kemiringan akibat derasnya arus sungai. Pemerintah saat ini tengah melakukan peninjauan dan langkah cepat untuk memastikan keamanan jembatan tersebut,” ungkap Kepala Dinas Kominfotik Kota Bima, Dr. Muhammad Hasyim.
Lebih lanjut, Dr. Hasyim menambahkan bahwa proyek penataan sungai dan drainase di Kota Bima merupakan bagian dari dukungan JICA dan NUFReP (National Urban Flood Resilience Project) yang juga melibatkan Bank Dunia sebagai mitra pembangunan. Kolaborasi ini diharapkan mampu memperkuat sistem pengendalian banjir yang berkelanjutan di wilayah perkotaan.
“Berdasarkan arahan pimpinan daerah, seluruh perangkat daerah diminta untuk tanggap terhadap situasi cuaca ekstrem saat ini dengan memberikan pelayanan prima bagi warga terdampak bencana,” tambahnya.
Pemerintah Kota Bima juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan terus menjaga kelestarian lingkungan, terutama di kawasan hulu. Upaya pengendalian banjir akan berhasil secara berkelanjutan apabila seluruh pihak turut berpartisipasi aktif dalam menjaga keseimbangan alam.