WALI KOTA BIMA RESMIKAN SOSIALISASI IMUNISASI HEKSAVALEN PROVINSI NTB
Wali Kota Bima secara resmi membuka kegiatan Sosialisasi Imunisasi Heksavalen (DPT–HB–Hib–IPV) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berlangsung di Gedung Seni Budaya Kota Bima, Kamis, (27/11/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari implementasi kebijakan baru Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam memperkuat program imunisasi nasional melalui penggunaan vaksin Heksavalen, yang mengandung enam antigen dalam satu suntikan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, Haemophilus influenzae type B (Hib), dan polio.
Acara ini turut dihadiri oleh Tim Kerja Direktorat Imunisasi Kementerian Kesehatan RI, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Asisten II Setda Kota Bima, para Kepala OPD Lingkup Pemerintah Kota Bima, Ketua TP PKK Kota Bima, Ketua GOW Kota Bima, para Camat dan Lurah, kader Posyandu, serta unsur lintas sektor lainnya. Jumlah peserta yang hadir mencapai kurang lebih 600 orang.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bima selaku Ketua Panitia Kegiatan, Syarifuddin, S.Sos., MPH, dalam laporannya menyampaikan bahwa imunisasi merupakan cara paling aman, efektif, dan efisien dalam mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti campak, rubella, polio, dan tetanus. Imunisasi memberikan kekebalan aktif kepada tubuh melalui pembentukan antibodi sehingga mampu melindungi anak dari berbagai penyakit menular yang berbahaya, sekaligus menekan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita.
Ia juga menyampaikan bahwa mulai tahun 2025, Kementerian Kesehatan RI menghadirkan vaksin Heksavalen sebagai upaya inovatif dalam penguatan program imunisasi dasar lengkap. Kota Bima menjadi daerah pertama di Provinsi NTB yang terpilih untuk melaksanakan penerapan vaksin Heksavalen, sebagai salah satu bentuk kepercayaan pemerintah pusat atas komitmen dan capaian program imunisasi yang telah dijalankan selama ini, meskipun masih terdapat beberapa tantangan di lapangan.
Ketua Tim Kerja Direktorat Imunisasi Kementerian Kesehatan RI, Drg. Retna Ayu Wiarsih dalam pemaparannya menjelaskan bahwa vaksin Heksavalen memiliki berbagai keunggulan, di antaranya mampu memberikan perlindungan terhadap enam jenis penyakit dalam satu suntikan, sehingga dapat menyederhanakan jadwal imunisasi, mengurangi jumlah suntikan pada bayi, meningkatkan kenyamanan, serta mendorong peningkatan cakupan imunisasi secara lebih merata. Selain itu, penggunaan vaksin ini juga berdampak pada pengurangan beban logistik dan limbah medis dari penggunaan alat suntik dan kemasan vaksin.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan lintas sektor, termasuk peran tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat serta mengatasi keraguan, misinformasi, dan hoaks terkait imunisasi.
Dalam sambutannya, Wali Kota Bima H. A.Rahman,SE menyampaikan bahwa imunisasi merupakan investasi jangka panjang dalam membangun generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Program imunisasi terbukti sangat efektif dalam mencegah berbagai penyakit menular berbahaya serta menurunkan angka kematian dan kesakitan pada anak, termasuk mencegah terjadinya kejadian luar biasa (KLB).
“Meskipun saat ini kita masih menghadapi sejumlah tantangan seperti kesenjangan capaian imunisasi antar wilayah, rendahnya pemahaman sebagian masyarakat, serta adanya mis informasi tentang vaksin, saya mengajak seluruh elemen untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi dalam menyukseskan program ini. Dukungan dari tokoh agama, tokoh masyarakat, kader posyandu, dan seluruh pihak terkait sangat penting agar kebijakan ini dapat diterima secara luas oleh masyarakat,” ujar Wali Kota Bima.