Pemkot Bima dan BBWS NT I Gelar FGD Hari Kedua, Bahas Persiapan Teknis Penataan Sungai Lanco dan Ntobo

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Bima, Drs. H. Supratman, M.AP membuka secara resmi Focus Group Discussion (FGD) hari kedua dalam rangka menyusun rencana teknis penataan sungai Lanco di Kecamatan Asakota dan sungai Ntobo di Kecamatan Raba, bertempat di Aula Bappeda Kota Bima, pada Kamis (27/11/2025).

Penataan sungai dan penguatan tebing sungai Lanco dan sungai Ntobo ini merupakan bagian dari tahapan pekerjaan dari program National Urban Flood Resilience Program (NUFReP).

FGD hari kedua tersebut dihadiri oleh PPK Perencanaan dan Program Balai Besar Wilayah Sungai Nusa Tenggara I, Made Mira Charisma, ST.M.Eng, Sekretaris Dinas Perkim dan Pertanahan, Sekretaris Bappeda, Camat Asakota, Camat Raba, Lurah Ntobo, Lurah Penanae, Plt. Lurah Jatibaru Timur, serta pengurus TSBK kelurahan pada Kecamatan Raba dan Asakota.

Asisten II Setda Kota Bima, H Supratman menyampaikan bahwa sebagaimana kita ketahui bersama, intensitas hujan yang semakin tinggi beberapa tahun terakhir, ditambah dengan kondisi wilayah Kota Bima yang dikelilingi perbukitan, membuat risiko banjir bandang dan erosi tebing sungai kian meningkat.

Ia menyebut bahwa ada dua sungai yang menjadi fokus FGD hari ini yaitu sungai Lanco dan sungai Ntobo merupakan sungai yang secara historis memiliki catatan kerentanan terhadap longsoran tebing, pendangkalan, hingga luapan air yang berpotensi mengancam permukiman warga.

"Kita tidak bisa menunggu terjadi bencana baru bertindak. Pemerintah daerah harus bergerak lebih cepat, lebih terarah, dan lebih kolaboratif untuk memperkuat sistem pengendalian banjir dan mitigasi risiko bencana," ungkap H Supra sapaannya.

Asisten II menegaskan FGD ini menjadi sangat strategis untuk menyusun rencana komprehensif untuk perkuatan struktur tebing, baik melalui bronjong, turap, maupun pendekatan berbasis vegetasi, kedua, normalisasi alur sungai, termasuk penataan kembali area rawan penyempitan, ketiga, penegakan pengendalian pemanfaatan ruang, agar tidak terjadi pembangunan yang mengganggu aliran sungai, serta peran masyarakat dalam pemeliharaan sungai, mulai dari pembersihan sampah hingga pelaporan dini potensi kerusakan.

"Saya menegaskan bahwa Pemerintah Kota Bima sangat berkomitmen dalam upaya mitigasi bencana. Namun, keberhasilan program seperti perkuatan tebing sungai tidak hanya bergantung pada pemerintah. Dibutuhkan dukungan penuh dari Balai Wilayah Sungai, lembaga teknis, akademisi, aparat kelurahan, hingga masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai," ujarnya.

Kata dia, Pemkot Bima ingin memastikan bahwa desain perkuatan tebing yang akan dilaksanakan benar-benar tepat lokasi, tepat metode, dan tepat manfaat. sebab setiap rupiah anggaran yang kita belanjakan harus memberikan dampak melindungi masyarakat dan mengurangi risiko kerusakan infrastruktur di masa mendatang.

"Semoga FGD ini menghasilkan dokumen rencana yang kuat, terukur, dan siap ditindaklanjuti dalam tahap perencanaan maupun pengerjaan fisik," jelasnya.

Sementara itu, PPK Perencanaan dan Program Balai Besar Wilayah Sungai Nusa Tenggara I, Made Mira Charisma, ST.M.Eng mengungkapkan bahwa project penataan dua sungai Lanco dan Ntobo masih dalam tahapan secara teknis yang nantinya akan disampaikan kepada pihak yang mendanai project ini yaitu The World Bank.

Mira menjelaskan pihaknya saat ini sedang melakukan tahapan secara teknis. Review ini nantinya menjadi bahan BBWS NT I untuk dipertanggungjawabkan sesuai keadaan ril di lapangan melalui masukan dan informasi dari seluruh stakeholders.

"Pihak World Bank sangat mengharapkan Pemda dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga project ini. Karena sedikit saja ada penolakan, akan memperpanjang masalah, masyarakat sebagai penerima manfaat dari project ini yang akan dirugikan. Hal ini kita harapkan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat," kata Mira pada FGD hari kedua.

Ia pun berharap kepada pemerintah, terutama kepada masyarakat jika nantinya seluruh rangkaian project ini selesai, pihaknya dari BBWS NT I berharap agar infrastruktur yang telah dibangun untuk di jaga dan dirawat bersama, demi memberikan dampak nyata bagi daerah dan masyarakat.