Gerak Cepat Wali Kota Bima Tinjau Sejumlah Titik Luapan Banjir

Minggu sore (28/11/2021), sejumlah permukiman di Kota Bima terdampak luapan banjir yang diakibatkan curah hujan yang tinggi dan merata di sejumlah wilayah sekitar pukul 14.21 WITA. Mendengar informasi tersebut, Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi, SE bergerak cepat meninjau sejumlah lokasi dengan didampingi Dinas PUPR dan BPBD berserta masing-masing Lurah setempat.

 

Wali Kota Bima langsung meninjau beberapa titik pada pukul 15.30 WITA. Antara lain lingkungan Lewijambu, Kelurahan Santi, jembatan Raba Salo Penaraga, Lingkungan Salama Kelurahan Pane, Lingkungan Gilipanda Kelurahan Sarae, jembatan Kelurahan Jatiwangi dan Jatibaru Timur.

 

Dalam keterangannya Wali Kota Bima mengungkapkan intensitas hujan dua hari ini cukup tinggi, sehingga mengakibatkan beberapa sungai meluap dan air masuk ke lahan pertanian dan rumah warga.

 

“Pemerintah akan mencari solusi terbaik untuk masyarakat yang terdampak. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” jelas Wali Kota Bima.

Wali Kota Bima bersama dinas terkait diwaktu yang sama juga langsung mencari solusi sementara bagi wilayah yang terdampak di beberapa titik luapan. Diharapkannya kepada seluruh Lurah untuk menginstruksikan kepada Ketua RT masing-masing- masing diwilayah terdampak untuk segera melaporkan melalui e-Lapor berapa masyarakat yang terdampak di wilayahnya dan akan langsung ditindak lanjuti melalui Command Center.

 

Sebagaimana yang telah diungkapkan pada tiap kesempatan pertemuan dan acara sebelumnya, dalam jangka pendek Pemerintah Kota Bima akan melaksanakan pencopotan SPPT bagi warga yang melanggar ketetapan dalam pemberlakuan fungsi hutan, peningkatan nilai dan hukum adat dan kesepahaman/kesepakatan bersama dengan melibatkan beberap unsur beserta babinsa dan bhabinkatibmas dalam menjaga ingkungan dan keseimbangannya, penimbunan dan penghalangan jalan tani baru dikarenakan sejatinya sejak tahun 2018 tidak lagi ada ijin pembukaan jalan tani baru, reboisasi 2000 hektar lahan dengan tanaman kemiri.


Skala jangka menengah dan panjang pada tahun 2022 akan melakukan normalisasi sungai dari hulu kehilir, peremajaan dan pembaharuan infrastruktur, dari pusat kota sampai sisi terluar, serta untuk menahan tingginya sedimentasi (akibat lumpur bawaan dari atas kebawah) serta untuk mengurai dan mengurangi dampaknya dengan membangun bentuk tegalan dengan sistem terasering. Semua dari kerjasama luar negeri, bantuan kementerian, bantuan bank dunai dan Jepang, dilaksanakan awal tahun 2022 sampai dengan 2026.