Dialog Bersama Toga, dan Toma, Wali Kota Beberkan Hal ini
Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi, SE Menghadiri sekaligus menjadi Keynote Speaker Dalam Acara Dialog Bersama Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, bertempat di Gedung Seni dan Budaya Kota Bima. Sabtu, 5 November 2022 pagi.
Turut hadir mendampingi Wali Kota seluruh Staf Ahli, seluruh asisten, seluruh Kepala Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Kota Bima, Kabag Pemerintahan Setda Kota Bima, Camat dan Lurah se Kota Bima, dan dihadiri pula oleh Tokoh agama, tokoh masyarakat, RT dan RW dimasing-masing Kecamatan se Kota Bima.
Dalam acara dialog tersebut juga terlihat hadir Dandim 1608 Bima melalui Kasdim 1608 Bima, Kapolres Bima Kota melalui Kabag Binmas.
Kabag Pemerintahan Setda Kota Bima Ahsanurrahman, S.H, MH dalam laporannya menyampaikan, dirinya pernah membaca suatu riwayat, ketika para umaro atau pemimpin pemerintah, kemudian berkumpul dengan para ulama, dan segala sesuatu dibicarakan bersama, maka apa yang ada diatas muka bumi itu jauh lebih baik dengan apa yang ada didalam kandungan ini. Imbuhnya.
"Mudah-mudahan berkumpulnya para umaro pimpinan pemerintah, dan tuan guru, alim ulama, tokoh masyarakat pada hari ini akan menambah kebaikan, dan menambah keberkahan untuk Kota Bima yang sama-sama kita cintai," ujar Kabag Pem.
Lebih lanjut ia menyampaikan, kegiatan ini pernah dilaksanakan pada 2 (dua) bulan sebelumnya, yang dihadiri seluruh kepala perangkat daerah, camat, lurah, dan ketua-ketua RT, dan pada kesempatan kali ini keterlibatan para ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat sangat penting demi membahas tentang kemajuan, ketertiban umum, dan ketentraman di Kota Bima tercinta. Ungkapnya.
Disampaikan pula oleh Kabag Pemerintahan Setda Kota Bima, daerah Kota Bima memiliki peraturan daerah yaitu Perda Nomor 7 Tahun 2015 tentang ketentraman umum dan ketertiban masyarakat yang didalamnya mengupas 15 (lima belas) aspek ketentraman umum dan ketertiban masyarakat, mulai dari tertib tata ruang, tertib jalan, tertib pemukiman dipinggir sungai, tertib pemukiman dipinggi pantai, tertib hiburan malam, tertib tempat umum, tertib peternakan liar, sampai kepada tertib sosial serta tertib pedagang kaki lima. Katanya.
Sistem Konstitusi negara Republik Indoensia sudah mengamanahkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam ypaya pertahanan keamanan negara dengan sistem pertahanan rakyat semesta.
"Tugas ketentraman umum dan ketertiban masyarakat tidak saja menjadi tugas TNI, Polri, dan Walikota serta pemerintah saja, melainkan tugas kita bersama," tutupnya.
Sementara itu Wali Kota Bima dalam arahannya membeberkan banyak hal, disampaikannya bahwa berbicara tentang keteriban umum dan ketentraman masyarakat di Kota Bima rasanya tidak akan ada habis-habisnya.
Selama ada manusia pasti tetap ada konflik sosial, bagaimana peran dari kita semua guna meminimalisir, sehingga ketertiban, keamanan didaerah kita bisa terjaga semakin konduaif, itu yang harus kita tanamkan semangat bersatu. Ungkapnya.
Bicara tentang mencintai Kota Bima, baik ketertiban maupun keamanannya saya selama 4 tahun menjadi Walikota, rasanya melihat msih banyak kesadaran masyarakat kita yang belum tumbuh secara utuh. Bebernya.
"Masih ada di kantong-kantong tertentu yang merasa bahwa pemerintah bukan bagian kami, kenapa saya bicara seperti itu, bahwa negara ini bukan urusan kami, mau maju dan berhasil Kota Bima bukan urusan kami," katanya.
Kenapa hal ini penting saya sampaikan didepan para tokoh agama, alim ulama, dan tokoh masyarakat, karena dimanapun disuatu daerah, dan diwilayah manapun, ketika warga masyarakat sudah apatis terhadap negara, terhadap pemerintah, ini artinya satu reward, harus kita bangun kembali kesadaran masyarakat kita untuk mencintai daerah ini. Ungkapnya.
"Kenapa saya menghadirkan pemerintah, menghadirkan para tokoh agama, alim ulama, tokoh masyarakat untuk hadir membicarakan keamanan dan ketertiban, karena kesadaran itu harus tumbuh, harus sinergitas, tidak boleh ada personalitas yang terbangun, tapi semua pihak harus bergerak secara masif, baik dari aparatur pemerintah, TNI, Polri, semuanya harus tumbuh, sehingga daerah itu akan menjadi kondusif," paparnya.
H. M. Lutfi melanjutkan, bisa kita flashback kebelakang, amat mengiris hati baginya selaku Walikota, ketika dirinya mencoba membangkitkan satu nilai-nilai budaya, memang tidak prinsipil, ketika disluruh gang, dibuatkan aksara bima karena dirinya yang hanya lahir 3 tahun besar di Bima sangat bangga jadi orang Bima.
"Bahwa bangsa saya, tanah leluhur saya, punya budaya, punya aksara, artinya orang yang memiliki aksara memiliki peradaban yang maju dibandingkan daerah lain", ungkap Wali Kota.
Untuk mengukur satu daerah yang memiliki satu peradaban, ia punya aksara, maka ia berusaha menulis aksara bima, aksara melayu, dan bahasa indonesia, tapi amat miris baginya ketika seluruh tulisan itu dicoret.
Padahal menurutnya, untuk mengenang masa lalu, masa kini, masa akan datang tidak mungkin lahir tanpa masa lalu, dan tidak mungkin semua yang hadir saat ini kalau tanpa masa lalu, kita besar dari masa lalu, kita besar dari sejarah.
"Makanya saya berusaha kembali bahwa bima ini harus bisa kita reinteting, menemukan kembali Bima, menemukan kembali identitas kita sendiri sebagai Dou Mbojo, identitas kita sebagai orang Bima," katanya.
Wali Kota kembali menyampaikan, karena dirinya banyak memperoleh cerita dari para orang tua, tidak ada kisruh pada jaman itu, saling menghargai, saling menempatkan posisi dimana yang muda, dimana yang tua, saling menghormati, saling menyapa, semuanya penuh dengan etika dan tata krama.
Makanya ia letakkan satu prinsip pendidikan karakter bagi generasi selanjutnya, untuk yang akan datang kita lahirkan generasi seperti itu, makanya ada pendidikan karakter di tingkat SD, SMP yang dilakukan sejak tahun 2019, pendidikan karakter Maja Labo Dahu. Paparnya.
H. Muhammad Lutfi, SE menambahkan, dirinya sangat yakin dan percaya karakter Maja Labo Dahu ini sangat luar biasa, bahkan menurutnya sangat sempurna, karena orang dihadapkan pada satu realitas masyarakat, takut menabrak norma-norma, dan takut juga untuk berbuat salah, apa yang diperintahkan oleh Allah SWT, ini modal yang sangat luar biasa, rasa malu dan takut tertanam didalamnya. Imbuhnya.
"Kita ingat betul bangsa-bangsa hebat itu bangsa yang ditanamkan rasa malu, kita sudah punya, bukan hari ini, tapi masa lalu telah menciptakan satu gagasan konsep Maja Labo Dahu," tegasnya.
Kenapa nilai-nilai budaya ini yang tidak kita pertahankan, sehingga ada gejolak apapun ditengah-tengah masyarakat, ini yang menjadi satu pondasi yang bisa kita pertahankan di Kota Bima ini.
"Bukan saya menepis tentang nilai-nilai demokrasi, nilai demokrasi tetap tertanam, esensi nilai demokrasi itu sendiri, demos adalah kerakyatan, kedaulatan ada ditangan rakyat, dengan adanya kedaulatan, ada nilai-nilai didalamnya, tentang konsep "Maja Labo Dahu". Ujarnya.
Konstruksi ini yang ingin dirinya sampaikan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, dan seluruh elemen yang ada di Kota Bima. Sehingga masa depan Kota Bima bisa kita raih.
"Kenapa saya bicara seperti ini sangat filosofis rasanya, karena masih banyak yang beliau temukan ditaman-taman yang ada di Kota Bima, pengrusakan lampu-lampu, taman amahami, taman ria, dan taman lainnya, padahal kalau dilihat masyarakat Kota Bima IPM nya tertinggi, sudah mencapai 76,11 %, melampaui Nasional, artinya banyak orang terdidik di Kota Bima, kok bisa ada tindakan deskruktif, pengrusakan sejumlah fasilitas area publik yang dibangun, karena ciri-ciri sebuah sebuah daerah maju tidak ada pengrusakan terhadap fasilitas umum, rasa memiliki, rasa mencintai daerahnya sangat tinggi," beber Wali Kota.
Masih menurut Wali Kota, dirinya sudah pernah berkunjung dibeberapa dunia, ternyata warga masyarakat yang pendidikannya bagus, setelah itu rasa memiliki, rasa mencintai daerahnya melebihi dirinya sendiri, mereka katakan kami rela berkorban untuk daerah dan negara yang kami cintai, ideologi itu yang disampaikan, dan luar biasa kemajuannya, luar biasa dirasakan.
H. M. Lutfi pun kembali memaparkan, dirinya harapkan kenapa ditanamkan satu konstruk cara berpikir masyarakat kita yang memang sudah memiliki sumber daya manusia, tinggal rasa memiliki saja yang harus ditumbuhkan, dan ini juga harus dimiliki oleh seluruh Aparatur Sipil Negara dilingkup Pemerintah Kota Bima, tidak boleh hanya masyarakat yang dipaksakan rasa memiliki daerah ini, rasa memiliki ini harus dimulai dari aparatur pemerintah terlebih dahulu, harus kita menjewantahkan dalam perilaku kita sehari-hari.
"Tidak mungkin pemerintah bergerak sendiri, tidak akan pernah ada kata sukses, kesuksesan itu akan diraih jalau ada keberaamaan, cita-cita yang dibangun oleh pemerintah dan masyarajat mengalami suatu sinergitas," harapnya.
Ini bisa dibuktikan di Kelurahan Rontu, jika membuang sampah dipinggir sungai akan ditiru oleh masyarakat yang lain, dan alhamdulillah di Rontu sudah bagus, tidak ada lagi yang membuang sampah ke sungai.
Begitupun hal yang sama katanya disampaikan di Rabadompu, sudah dibangun yang bagus, agar dirawat, dijaga sepenuh hati, untuk kemaslahatan bersama, demi keindahan kita semua.
"Sehingga wajah Kota ini sangat menentukan wajah orang Bima, wajah daerah ini wajah kita semua, kekumuhan itu pun potret daerah, perilaku masyarakat kita, ini yang hrus ditanamkan, hika daerahnya bersih, senang kita," ujarnya.
Kita berjuang bersama-sama, ada masyarakat kita yang belum memiliki WC, pemerintah bangunkan, masyarakat yang memiliki rumah tidak layak huni, pemerintah bangunkan rumah yang layak huni, karena kita inginkan adanya satu kemajuan, kita juga meminimalisir kriminalitas.
Wali Kota Bima melanjutkan, Kota Bima telah ditanamkan dan telah dibangun Best Smart City, tidak sekedar slogan, tapi kenyataan, karena setiap RT telah memiliki HP Android yang bisa dilaporkan dan terhubung ke seluruh perangkat daerah di Kota Bima. Masalah apapun yang dilaporkan akan didatangi, akan di follow up, dan semua dapat dipantau olehnya selaku Kepala Daerah melalui Teknologi.
"Kenapa dibuat seperti itu, agar masyarakat merasakan kehadiran negara, kehadiran pemerintah didalamnya, karena selama ini masyarakat tidak merasakan kehadiran pemerintah, sehingga rasa memilikinya tumbuh, masyarakat butuh fakta, butuh kenyataan, bukan fiksi," ujarnya disambut riuh tepuk tangan.
H. M. Lutfi menambahkan, dirinya yakin dan percaya, dengan adanya gerakan kita secara bersama, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dapat membangun Kota Bima secara bersama-sama. Siapa lagi kalau bukan kita yang membangun daerah ini.
Dirinya menginginkan, tugasnya sebagai Wali Kota tidak hanya sekedar membangun gedung, tidak hanya sekedar membangun infrastruktur, SDM, tapi yang terpenting adalah Rasa Memiliki itu yang penting, karena bangsa besar itu bisa sukses karena rasa memilikinya sangat tinggi. Katanya.
Diakhir pemaparannya, Wali Kota Bima berharap, apapun yang kita inginkan, apa yang kita cita-citakan, dapat diridhoi dan diijabah oleh Allah SWT, dan apapun yang menjadi harapan dan keinginannya dapat betul-betul dijalankan dan diterapkan. Tutupnya mengakhiri arahan.
Acara Dialog Bersama Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat dengan Tema "Satu Hati Mencintai Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat di Kota Bima".