Sekda Kota Bima Hadiri Rapat Pengendali Inflasi Akhir Tahun 2022
Sekretaris Daerah Kota Bima Drs. H. Mukhtar Landa, MH bersama Tim Pengendali Inflasi Kota Bima menghadiri Rapat Pengendalian Inflasi secara virtual bersama Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia di Ruang Rapat Wali Kota, Senin 26 Desember 2022.
Diawal sambutannya Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan agar seluruh peserta yang hadir tidak bosan untuk menghadiri rapat pengendalian inflasi yang kerap dilakukan setiap minggu tersebut. Sebab menurutnya, isu ini sangat penting, bukan hanya ditingkat nasional tetapi juga ditingkat global.
"Kita tahu perang Ukraina dan Rusia masih berlangsung, ditambah dengan adanya momentum. Natal dan Tahun Baru yang berimbas pada kenaikan komoditas barang-barang tertentu, transportasi serta mobilitas perjalanan masyarakat," ungkapnya.
Hal tersebut berakibat pada kemungkinan terhadap stabilitas harga pangan dan jasa. Untuk itu Ia berharap diminggu terakhir Tahun 2022 ini, dibutuhkan untuk melakukan monitoring serta intervensi pengendalian barang dan jasa di semua daerah di Indonesia.
"Dengan tingkat inflasi yang ada, dari bulan ke bulan penurunannya ada, kontributor yang terpenting salah satunya adalah kebersamaan di pusat dan daerah melakukan langkah-langkahnya masing-masing," jelasnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik, Distribusi Barang dan Jasa dari Badan Pusat Statistik, Dr. Setianto menyampaikan bahwa Badan Pusat Statistik fokus pada beberapa komoditas yang memiliki peningkatan yang relatif tinggi daripada komoditas lainnya.
"Seperti ayam telur ras yang naik hingga 4,4%, secara keseluruhan di 27 Provinsi yang mengalami peningkaan dan mencakup 304 Kab/Kota," lapornya.
Sedangkan beras naik 2,2% menjadi komoditas yang menyumbangkan kenaikan harga di 21 Provinsi, mencakup 148 Kab/Kota. Lalu cabe rawit menjadi komoditas yang menyumbangkan kenaikan hingga 15,5% di 13 Provinsi dan mencakup 152 Kab/Kota.
Kemudian daging ayam ras meningkat hingga 5,7% menjadi komoditas yang menyumbangkan kenaikan harga di 13 Provinsi yang mencakup 142 Kab/Kota.
Lalu cabe merah naik ke 7,5 % menjadi komoditas yang menyumbangkan kenaikan harga di 10 Provinsi mencakup 127 Kab/Kota
"Untuk itu jika dilihat dari indeks perkembangan harga secara keseluruhan dari 20 komoditas pangan terpilih, terdapat 10 Kabupaten dengan indeks harga tertinggi di Bulan Desember," tuturnya.
Hal ini terpantau akan berpotensi sebagai penyumbang inflasi yaitu di Kabupaten Karo, Kabupaten Asahan, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Solok, Kabupaten Mesuji, Kabupaten Luwu, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Buleleng, serta Kabupaten Merauke.