Tampil Memukau di IGA 2025, Wali Kota Bima Paparkan 2 Inovasi Unggulan dan Tantangan Yang Dihadapi

Wali Kota Bima, H. A. Rahman H. Abidin, SE menghadiri acara Presentasi Kepala Daerah dalam ajang Innovative Government Award 2025 kategori Kota yang diselenggarakan oleh Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, di Ruang Aula BSKDN Kemendagri, Jakarta. Kamis, 6 November 2025.

Wali Kota Bima pada kesempatan ajang bergengsi bagi Kabupaten/Kota yang memaparkan inovasi unggulan masing-masing daerah tersebut memperkenalkan inovasi yang dilahirkan oleh para ASN Kota Bima. Melalui BRIDA Kota Bima yang dibentuk dan diperkuat melalui Perda Nomor 7 tahun 2022, telah menciptakan sebanyak 234 inovasi untuk mempermudah masyarakat memperoleh layanan yang efektif dan efisien.

Dalam pemaparannya, Wali Kota Bima, H. A. Rahman menyampaikan bahwa ada 2 inovasi unggulan Pemerintah Kota Bima yang menjadi motor penggerak perubahan di Kota Bima. 2 inovasi ini kami hadirkan untuk menjawab isu strategis daerah melalui 2 pendekatan yaitu non-digital dengan nama aplikasi "Klinik Koperasi" dan aplikasi digital "Celengan Darah/Si Cerah".

"Kedua aplikasi ini kami kelola secara berkelanjutan, agar inovasi tidak hanya berhenti pada sebatas ide dan gagasan, tetapi benar-benar memberikan dampak terhadap masyarakat," ungkapnya.

Wali Kota Bima juga menyebut bahwa saat ini Kota Bima menghadapi 2 tantangan besar yang menjadi dasar lahirnya inovasi ini. Pertama tantangan ekonomi dan stabilitas harga, sebagai kota perdagangan dan jasa, inflasi sangat cepat mempengaruhi daya beli masyarakat. Untuk itu, kami melakukan pendampingan koperasi yang cepat, efisien dan mampu menjaga keseimbangan pasar. Dari sinilah lagir inovasi non-digital yaitu inovasi Klinik Koperasi.

Kedua, tantangan kesehatan masyarakat. Tingkat risiko stunting di Kota Bima masih mencapai 28.4 persen, dan anemia pada ibu hamil 9.28 persen yang membutuhkan suplai darah dan edukasi terstruktur.

"Kondisi ini menuntut inovasi yang tidak hanya edukatif, tetapi juga memecahkan permasalahan suplai darah, yang paling utama yaitu tentang kepedulian sosial. Itulah yang melahirkan inovasi digital Celengan Darah atau Si Cerah," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa budaya inovasi di Kota Bima terus tumbuh dengan jumlahnya yang terus meningkat dari 162 inovasi pada tahun 2024, alhamdulillah pada tahun 2025 meningkatkan menjadi 234 inovasi atau naik sekitar 44.44 persen. Kenaikan ini menegaskan bahwa inovasi bukan sekedar proyek, melainkan budaya kerja ditiap sektor pemerintahan.

Wali Kota Bima menegaskan bahwa Inovasi menjadi sarana bagi Aparatur Sipil Negara Kota Bima untuk berkreasi dan berkolaborasi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Kota Bima.

Pertumbuhan inovasi ini kami bangun dengan komitmen kebijakan yang jelas. Pemerintah Kota Bima memiliki Peraturan Walikota Nomor 26 Tahun 2021 Pemberian Penghargaan/Reward bagi ASN yang menghasilkan inovasi pelayanan publik, surat edaran Walikota tahun 2025 tentang penguatan dan percepatan pelaksanaan inovasi daerah yang mewajibkan setiap OPD minimal melahirkan 2 inovasi, serta Peraturan Walikota Tahun 2023 menjadi dasar pelaksanaan inovasi secara menyeluruh.

Dari sisi kelembagaan, inovasi daerah kami didukung oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) yang lahir dan dibentuk melalui Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2022.

"BRIDA menjadi motor penggerak riset dan koordinasi antar perangkat daerah," imbuhnya.

Usai presentasi, Wali Kota Bima didampingi Kepala Badan dan Kepala Bidang Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kota Bima melanjutkan agenda mengisi Podcast Penilaian Innovative Government Award 2025 di Kementerian Dalam Negeri.