Pasca Banjir Malam Minggu, Pemkot Bima Rakor Tanggap Darurat Pasca Bencana
Pj Sekretaris Daerah, Hj Mariamah memimpin Rapat Koordinasi Penanganan Pasca Banjir pada Minggu Malam, di Aula Parenta Pemkot Bima, pada Senin (09/11) pagi.
Dalam arahannya, Pj Sekda Kota Bima, Hj Mariamah menyampaikan bahwa bencana banjir yang terjadi pada Sabtu malam (08/11) kemarin hanya babak permulaan saja jika melihat dari prediksi dan perkiraan dari BMKG.
"Awal November kita sudah di warning oleh BMKG terkait cuaca ekstrem untuk seluruh wilayah Indonesia. Peringatan serupa telah disampaikan oleh BPBD Kota Bima, baik melalui grup WhatsApp OPD," ungkapnya.
Mariamah menjelaskan beberapa agenda yang menjadi fokus dalam rakor tersebut, meliputi, kesiapan menghadapi bencana secara terpadu melalui penguatan sistem peringatan dini, koordinasi melibatkan BMKG untuk update pembaharuan informasi cuaca secara berkala, ketiga, penganganan pasca bencana.
Selain itu, Mariamah juga fokus terhadap pendataan warga terdampak, terutama menyiapkan dapur umum pasca bencana pada tiap kelurahan yang rawan terdampak banjir.
"Kebutuhan tempat pengungsian, pendataan kerusakan material dan infrastruktur, penggunaan dana belanja tidak terduga untuk korban bencana alam, serta kesiapan stok obat pada gudang farmasi, ini yang menjadi fokus kita saat ini" ungkap Pj Sekda.
Pj Sekda menyebut bahwa pihaknya menerima laporan dari BMKG, berdasarkan prediksi BMKG bahwa cuaca ekstrem di Nusa Tenggara Barat diperkirakan terjadi antara November 2025 hingga Februari 2026.
Satu persatu perangkat daerah teknis menyampaikan upaya yang telah dan yang akan dilakukan selama tahapan penanganan pasca bencana, serta tantangan yang dihadapi di lapangan.
Kepala BPBD Kota Bima, Faruk, menyampaikan bahwa pihaknya dihadapkan dengan kendala Early Warning System (EWS) atau Sistem Peringatan Dini bencana alam dalam kondisi rusak, sehingga perlu dipikirkan penanganan dan perbaikan.
"Per hari ini, data korban terdampak bertambah berdasarkan laporan dari kelurahan yakni sebanyak 3.608 jiwa atau 953 KK terdampak di 7 kelurahan," ungkap Faruk.
Kata dia, BPBD telah melakukan upaya penanganan darurat sementara saat bencana yaitu membagikan nasi bungkus, air mineral dan kebutuhan lainnya pada 7 kelurahan terdampak.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Bima, Lalu Sukarsana, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan langkah cepat berupa penyaluran bantuan kepada masyarakat terdampak dengan kerusakan berat hingga ringan.
"Ada 3 KK di kelurahan Lampe, 1 KK rumahnya hanyut terbawa arus banjir, sementara 2 KK lainnya pondasi rumah mereka tergerus akibat arus banjir yang cukup deras," ujar Lalu Sukarsana.
Ia menambahkan bahwa stok bantuan bencana yang bersumber dari dana APBN berupa makanan siap saji, 1.500 kg beras, pakaian anak, terpal, kasur lipat hingga selimut stoknya cukup. Hanya saja untuk keperluan dapur umum yang harus disiapkan oleh pemerintah daerah.
Selanjutnya, Kepala Dinas PUPR Kota Bima, Didi Fahdiansyah dalam laporannya menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan penanganan titik masuk meluapnya air di kelurahan Pane sudah tertangani sementara dengan pemasangan barikade pasir dalam karung.
"Mulai saat ini kita semua musti gencar mengedukasi masyarakat untuk membuat sumur resapan, sebuah bangunan teknik berbentuk sumur yang berfungsi menampung dan meresapkan air hujan atau air limpasan ke dalam tanah, sehingga mengurangi genangan dan banjir," pungkas Didi.
Turur hadir pada rakor tersebut diantaranya, Asisten II Setda Kota Bima, Kepala Inspektorat Kota Bima, Kepala Bappeda Kota Bima, Kepala Dinas PUPR Kota Bima, Kepala Pelaksana BPBD Kota Bima, Perwakilan Dinas Damkar dan Penyelamatan, Plt. Kepala DLH Kota Bima, Perwakilan BPKAD Kota Bima, Camat Rasanae Barat, Camat Raba, Camat Asakota dan Camat Mpunda, serta Plt. Kepala DLH Kota Bima, Syahrial Nuryadin, S.IP, MM.