Gas Melon Langka, Sukarno : Kadang Pengecer Jauh Lebih Pintar Dari Pemerintah

Plt. Asisten II Setda Kota Bima mengungkapkan terkait kelangkaan gas elpiji 3 kg yang dirasakan dampaknya oleh masyarakat masih saja terjadi. Meskipun pemerintah dalam tingkat pengawasan terhadap distribusi gas elpiji bersubsidi berjalan normal, namun kelangkaan kerap terjadi di beberapa wilayah Kota Bima.
Hal itu diungkapkan Sukarno saat menerima audiensi dari Gerakan Persatuan Pemuda dan Mahasiswa (GEPERMA) Kota Bima yang membawa aspirasi penertiban tempat hiburan malam yang tidak sesuai izin dan kelangkaan gas elpiji 3 kg di ruang kerjanya, Rabu (13/08).
"Tiap hari gas elpiji yang beredar di Kota Bima sebanyak 3.300-3.900 tabung. Jika dilihat dari jumlah ini mestinya tidak ada kelangkaan. Kadang pengecer ini jauh lebih pintar dari pemerintah, menjual harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan," ungkap Sukarno.
Ia menegaskan, pemerintah memastikan penyaluran atau sistem distribusi gas elpiji 3 kg subsidi telah berjalan dengan baik yang melibatkan berbagai pihak. Namun, fakta dilapangan memang masih terdapat pengecer nakal yang memainkan harga, bahkan ada juga yang menimbun sehingga terjadi kelangkaan.
Sukarno juga berharap kepada seluruh pihak agar sama-sama mengawasi penyaluran gas elpiji sehingga dapat tepat sasaran, disamping pemerintah terus berupaya meningkatkan pengawasan terhadap distribusi gas untuk mencegah penyalahgunaan dan penimbunan.
"Satgas pun dapat mengefektifkan untuk melakukan sidak pada pangkalan, sub pangkalan serta pengecer," ujarnya.
"Bila ada pengecer nakal yang menjual diatas HET atau bahkan menimbunnya, masyarakat bisa melaporkan dengan cara dokumentasikan, maka APH akan menindak tegas mereka dengan mencabut izinnya," pungkasnya.